TAFSIR BISMILLAH BAHASA INDONESIA

 

Bismillahi rahmanirrahim

Merupakan lafadz yang disunahkan oleh Nabi Muhammad saw untuk diucapkan disetiap memulai segala sesuatu. Hal ini sebegaimana sabda beliau dalam sebuah hadis riwayat dari Abi Hurairah ra:

كل أمر ذي بال لا يبدأ فيه "ببسم الله الرحمن الرحيم" أقطع

"Segala sesuatu yang mempunyai tujuan baik, tetapi tidak diawali dengan bismillah maka ia terputus (berkahnya)"

Kemudian, bagaimana penafsiran ulama mengenai bismillah ini?

Berikut penjelasan makna/tafsir bismillah ditinjau dari kata per kata :

Pertama, lafadz bismi, lafadz ini terdiri dari dua kata "bi" dan "ismi". Kata "ismi" merupakan derivasi dari kata "al-sumuw" yang memiliki arti luhur dan tinggi. Namun ada pula yang berpendapat bahwa kata "ismi" berasal dari lafadz "al-simah" yang berarti pertanda.[1] Dari dua pendapat di atas Imam al-Qurtubi menyatakan bahwa pendapat yang paling kuat adalah pendapat pertama (yang menyatakan bahwa kata "ism" berasal dari kata "al-sumuw" yang berarti luhur dan tinggi). Pendapat tersebut merupakan keyakinan ulama Basrah. [2]

Kedua, lafad ba yang terdapat dalam frasa bismi itu berkaitan dengan kata kerja yang dibuang atau dikira-kirakan. Kata kerja yang dibuang tersebut tergantung dari apa yang hendak dilakukan orang yang melafalkan bismillah. Seandainya orang tersebut akan memulai belajar, maka kata kerja yang dibuang adalah “saya mulai belajar dengan menyebut nama Allah”. Ketika orang tersebut hendak bekerja dan melafalkan basmallah, maka kata kerja yang dibuang adalah “saya memulai bekerja”.

Ketiga adalah lafad Allah. Menurut Imam Ibn Kathir, lafadz Allah merupakan nama bagi Tuhan yang Maha Suci lagi Luhur. Beliau menyebutnya dengan istilah asma’ al-adzam (asma yang agung).[3] Hal ini dikarenakan lafadz Allah disifati oleh seluruh sifat. Lafadz Allah merupakan isim alam murtajal yakni sebuah nama yang belum pernah dipakai kecuali untuk Dzat yang disembah dengan penuh kesadaran.

Keempat, lafadz al-Rahman dan al-Rahim. Kedua lafadz ini merupakan dua asma Allah yang menurut sebagian ulama berasal dari kata “ar-rahmah”. Namun menurut pendapat yang lain dua lafadz ini bukanlah kalimah musytaq (kalimat yang dibentuk dari lafadz lain). Hal ini dikarenakan dua lafadz ini merupakan asma Allah swt.

Bagi pembaca yang hendak mendownload kitab-kitab yang menjadi referensi dalam penulisan artikel ini dapat membuka tautan berikut :

Rawa’i al-Bayan Tafsir Ayat al-Ahkam min al-Qur’an 

 al-Jami’ li Ahkam al-Qur’an

Tafsir al-Qur’an al-Adhim

[1]Muhammad Ali al-Shabuni, Rawa’i al-Bayan Tafsir Ayat al-Ahkam min al-Qur’an, Vol. 1 (Damaskus: Maktabah al-Ghazali, 1980), 18

[2]Abu Muhammad bin Ahmad bin AbiBakr al-Qurtubi, al-Jami’ li Ahkam al-Qur’an, Vol 1 (Libanon: Muasasah al-Risalah 2006), 103

[3]Abu Fida’ Ismail Ibn Kathir, Tafsir al-Qur’an al-Adhim Vol. 1 (Bairut: Dar al-Fikr, 2011),26

Comments