HADIS KEUTAMAAN SURAH AL-FATIHAH TERJEMAH BAHASA INDONESIA

Surah Al-Fatihah, dikenal sebagai "Pembuka Kitab" dalam Al-Qur'an, memiliki keutamaan yang sangat istimewa bagi umat Islam. Sebagai surah pertama dalam mushaf Al-Qur'an, Al-Fatihah sering disebut sebagai intisari dari seluruh kitab suci karena mencakup berbagai aspek penting seperti pujian kepada Allah, permohonan petunjuk, dan pengakuan atas kekuasaan-Nya. Keutamaan surah ini tidak hanya terletak pada posisinya dalam ibadah harian umat Islam, tetapi juga dalam makna spiritualnya yang mendalam, termasuk doa memohon hidayah dan perlindungan dari jalan yang sesat. Karena itulah, Surah Al-Fatihah menjadi bacaan wajib dalam setiap rakaat shalat, menunjukkan betapa besar perannya dalam kehidupan sehari-hari seorang Muslim.

Berikut dalah riwayat yang penulis ambil dari kitab Shahih al-Bukhari:

 حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ، حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، قَالَ: حَدَّثَنِي خُبَيْبُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ حَفْصِ بْنِ عَاصِمٍ، عَنْ أَبِي سَعِيدِ بْنِ المُعَلَّى، قَالَ: كُنْتُ أُصَلِّي، فَدَعَانِي النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمْ أُجِبْهُ، قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي كُنْتُ أُصَلِّي، قَالَ: " أَلَمْ يَقُلِ اللَّهُ: اسْتَجِيبُوا لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ؟ "، ثُمَّ قَالَ: «أَلاَ أُعَلِّمُكَ أَعْظَمَ سُورَةٍ فِي القُرْآنِ قَبْلَ أَنْ تَخْرُجَ مِنَ المَسْجِدِ» ، فَأَخَذَ بِيَدِي، فَلَمَّا أَرَدْنَا أَنْ نَخْرُجَ، قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنَّكَ قُلْتَ: «لَأُعَلِّمَنَّكَ أَعْظَمَ سُورَةٍ مِنَ القُرْآنِ» قَالَ: «الحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ العَالَمِينَ، هِيَ السَّبْعُ المَثَانِي، وَالقُرْآنُ العَظِيمُ الَّذِي أُوتِيتُهُ»

Abu Sa'id bin al-Mu'alla berkata: "Ketika aku sedang melaksanakan salat, Rasulullah ﷺ memanggilku, tetapi aku tidak menjawabnya. Setelah selesai salat, aku berkata, 'Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku sedang salat.' Beliau bersabda: 'Bukankah Allah telah berfirman: "Istajibuu lillaahi wa lirrasuuli idzaa da'aakum" (Artinya: Penuhilah panggilan Allah dan Rasul-Nya ketika Dia memanggil kalian)?' Kemudian Beliau berkata: 'Maukah aku ajarkan kepadamu surat yang paling agung dalam Al-Qur'an sebelum kamu keluar dari masjid?' Lalu beliau memegang tanganku. Ketika kami hendak keluar, aku bertanya, 'Wahai Rasulullah, bukankah engkau berkata akan mengajariku surat yang paling agung dalam Al-Qur'an?' Beliau menjawab: Alhamdu lillaahi rabbil 'aalamiin, itulah as-Sab’ul Matsani dan Al-Qur'an yang agung yang diberikan kepadaku.'"

حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ المُثَنَّى، حَدَّثَنَا وَهْبٌ، حَدَّثَنَا هِشَامٌ، عَنْ مُحَمَّدٍ، عَنْ مَعْبَدٍ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الخُدْرِيِّ، قَالَ: كُنَّا فِي مَسِيرٍ لَنَا فَنَزَلْنَا، فَجَاءَتْ جَارِيَةٌ، فَقَالَتْ: إِنَّ سَيِّدَ الحَيِّ سَلِيمٌ، وَإِنَّ نَفَرَنَا غَيْبٌ، فَهَلْ مِنْكُمْ رَاقٍ؟ فَقَامَ مَعَهَا رَجُلٌ مَا كُنَّا نَأْبُنُهُ بِرُقْيَةٍ، فَرَقَاهُ فَبَرَأَ، فَأَمَرَ لَهُ بِثَلاَثِينَ شَاةً، وَسَقَانَا لَبَنًا، فَلَمَّا رَجَعَ قُلْنَا لَهُ: أَكُنْتَ تُحْسِنُ رُقْيَةً - [ص:188] أَوْ كُنْتَ تَرْقِي؟ - قَالَ: لاَ، مَا رَقَيْتُ إِلَّا بِأُمِّ الكِتَابِ، قُلْنَا: لاَ تُحْدِثُوا شَيْئًا حَتَّى نَأْتِيَ - أَوْ نَسْأَلَ - النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَلَمَّا قَدِمْنَا المَدِينَةَ ذَكَرْنَاهُ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: «وَمَا كَانَ يُدْرِيهِ أَنَّهَا رُقْيَةٌ؟ اقْسِمُوا وَاضْرِبُوا لِي بِسَهْمٍ» وَقَالَ أَبُو مَعْمَرٍ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الوَارِثِ، حَدَّثَنَا هِشَامٌ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سِيرِينَ، حَدَّثَنِي مَعْبَدُ بْنُ سِيرِينَ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الخُدْرِيِّ بِهَذَا

Abu Sa'id al-Khudri berkata: "Kami sedang dalam perjalanan, lalu kami singgah di suatu tempat. Tiba-tiba datang seorang gadis, ia berkata: 'Pemimpin kampung ini sedang sakit dan banyak dari kami tidak berada di sini, adakah di antara kalian yang bisa meruqyah?' Kemudian seorang laki-laki dari kami bangkit dan pergi bersamanya, padahal sebelumnya kami tidak menganggapnya memiliki kemampuan untuk meruqyah. Dia meruqyah pemimpin kampung tersebut, dan akhirnya sembuh. Sebagai balasan, pemimpin kampung itu memberinya tiga puluh ekor kambing dan menyediakan susu untuk kami. Ketika dia kembali, kami bertanya kepadanya: 'Apakah kamu memang tahu cara meruqyah atau pernah melakukannya?' Dia menjawab: 'Tidak, aku hanya meruqyah dengan Ummul Kitab (Surat Al-Fatihah).' Kami berkata: 'Jangan lakukan apa-apa sampai kita bertanya kepada Nabi ﷺ.' Setelah kami tiba di Madinah, kami ceritakan hal ini kepada Nabi ﷺ, dan beliau bersabda: 'Bagaimana dia tahu bahwa Al-Fatihah adalah ruqyah? Bagikanlah (kambing tersebut), dan berikan aku satu bagian.'"


Comments