on
asbab nuzul
- Get link
- X
- Other Apps
Setalah
hamba menyatakan sikap “tauhid” secara total dalam ayat lima dan memberikan
pujian kepada Tuhan sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya di sini. Pada
ayat 6 seorang hamba meminta diberikan petunjuk jalan yang lurus. Imam Ibn
Kathir memberikan penjelasan dalam Tafsi>r al-Qur’a>n al-Adhi>m yang
biasa dikenal dengan tafsir Ibn Kathi>r bahwa “adab” meminta/berdoa adalah
dengan memuji dulu kemudian baru meminta/berdoa. Perilaku ini disebut dengan
istilah akma>l ah}wa>l al-sa>’il. [1]
redaksi dengan lafad sebagai berikut:
اهْدِنَا
الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ
Tunjukan
kami jalan yang lurus
Imam
al-Qusyairi dalam Lathaif al-Isyarah menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan al-S}ira>t
al-mustaqi>m adalah al-t}ari>q al-haq wa huwa ma> ‘alahi ahl
al-tawh}i>d,[2] jalan yang benar yang dilalui oleh ahli tauhid atau
mengesakan Allah swt. Tentu jalan yang ditempuh oleh ahl tawhid adalah jalan-jalan
kebaikan dan yang menuju ke arah kebaikan pula.
Sementara
Imam al-Nawawi dalam Tafsir Mara>h labi>d menjelaskan bahwa yang dimaksud
dengan ayat ini adalah zidna> hida>yah ila> di>n al-Isla>m,[3] anugerahkan tambahan hidayah untuk (secara total melaksanakan
ajaran) agama Islam.
Dari
beberapa penafsiran ini setidaknya ada beberapa pelajaran yang bisa kita ambil:
Pertama;
tentang adab berdoa kepada Allah swt. jangan langsung meminta, akan tetapi pujilah
keaguangan-Nya, kemulyaan-Nya karena hanya Dia yang berhak memiliki itu semua. Kemudian
baru sebutkan permohonan segala hajat dan kebutuhan Kita kepada Allah swt
dengan khusu’ dan yakin pasti Allah swt akan mengabulkannya.
Semoga
kita menjadi muslim yang selalu memperoleh dan selalu mendapatkan curahan
hidayah dari Allah swt.
[1]Ibn Kathir, juz 1 hal 136
[2] Thabari juz 1 hal
49
[3] Marah labid, juz
1 hal 8
Comments
Post a Comment